Mengapa pesimisme itu menggelayuti hati di tengah gempitanya perang melawan korupsi? Itu lebih karena kenyataan, budaya bangsa ini telah hancur binasa. Persepsi nilai luhur telah jauh bergeser. Dari ‘budaya budi’ yang menekankan keluhuran, kejujuran dan sikap amanah, berubah menjadi ‘budaya materi’ yang mempersepsi harga diri dan gengsi ‘bisa dibeli’.
Di zaman ini memang hampir tidak ada lagi orang yang bangga dengan kemiskinan karena kejujuran dan ketulusan. Dan tidak ada pula yang punya keberanian untuk menolak rezeki yang bukan haknya sendiri. Semuanya berlomba dalam semangat ‘sepi ing gawe rame ing pamrih’. Berebut harta melalui cara apa saja. Pameo manusia mati meninggalkan nama dianggap telah usang dan tergantikan dengan ‘manusia mati mewariskan kekayaan’.
Banyaknya ‘kere munggah bale’, orang kaya mendadak dianggap lumrah. Tak disoal kekayaan itu hasil ‘tisani’, tipu sana tipu sini. Malah melacurkan diri demi harta atau ‘makan’ teman sendiri dan korupsi dikonotasikan cerdas. Bangga sebagai bajingan itu terjadi karena kearifan leluhur serta harga diri sebagai bangsa yang beradab sudah sirna.
Kebiasaan buruk yang telah mentradisi itu juga mengubah pandangan masyarakat terhadap nilai keberhasilan atau kegagalan seseorang. Yang masih lurus dan amanah tidak diapresiasi. Jika ada orang yang miskin akibat sikapnya itu, bukan tabik hormat yang diterima, tapi rasa iba dan sinisme. “Kasihan dia, karena jujur tetap miskin dan nggak punya apa-apa sampai pensiun.” Betapa tragisnya, kejujuran telah dianggap sebagai aib. Sikap yang menjijikkan !
Senin, 05 Januari 2009
Minggu, 24 Februari 2008
"TEGAR"
walaupun tak sekuat angin yang bertiup,tak sekokoh pohon yang di tiup badai,tak sepandai tupai melompat,tak seindah bunga mawar,tak setinggi angkasa,tak sebening embun pagi,namun jiwa raga ini akan selalu kuat dalam menjalani kehidupan yang keras.......hidup untuk selalu berjuang dan berjuang!!!
Langganan:
Postingan (Atom)
SUWONG MAN
HANYA....
"Hanya penderitaan hiduplah
yang dapat mengajarkan manusia
akan arti keindahan dan nilai
kehidupan...
Maka apabila tertawa,tertawalah
untuk orang banyak, dan apabila menangis, menangislah untuk dirimu sendiri..."
yang dapat mengajarkan manusia
akan arti keindahan dan nilai
kehidupan...
Maka apabila tertawa,tertawalah
untuk orang banyak, dan apabila menangis, menangislah untuk dirimu sendiri..."